Sungai Cinta

Buih dan Pelangi

Denganmu atau Tanpamu

Lupakan saja

Sesal

Sekilas

Pengembara Cinta

Musim Cintamu

Sebuah Luahan

Ikrar Cintaku

Kamu Kamu Kamu

Takdir kekasih


Pertanyaan


Bisakah...


Rindu padamu..


Wahai angin


Bayang


di bayang wajahmu,
harapan menggunung,
paksi rindu bertemu,
dan mengait lambaian kasih,
ketika senja,
ku lihat pelita di bayang matamu,
menyemburkan aku sinar,
aku tertunduk,
maluku memberi riak,
hadirmu menggapai dambaan,
untuk menyatu jiwa terpisah,
oleh jarak dan waktu,
cahaya bulan datang menyinggah,
meredup menyuram kelam,
ku terus berlari mengejarmu,
namun mengapa hanya bayang,
sedang jasadmu terus menghilang,
dalam jelang dan gelapnya malam...

Cerita cinta


cinta membina kenangan,
cinta mencipta ketenangan,
bisa ia datang sekelip mata,
bisa ia mengambil masa,
cinta itu medan perjuangan,
antara kejayaan dan kehancuran,
laluan pengharapan mungkin jua kegelapan,
di situ mungkin jejakmu kan berbekas,
mungkin jua kan hilang ditelan badai...

cinta membina kehidupan,
cinta mencipta kebahagiaan,
bisa ia meluaskan pemikiran,
juga mungkin meroboh pemikiran,
cinta itu pengukir emosi,
antara gembira atau derita,
ke puncak gemilang atau lembah kehinaan,
di sana mungkin impianmu kan teguh menjadi tugu,
mungkin jua kan runtuh bagaikan debu...

carilah cinta yang didamba,
ciptalah jalan untuk bersama,
lakarlah jalan hidup sebaik-baiknya,
semoga cinta itu membawa kita cahaya ke syurga,
selama-lamanya...

aku dan malam...


aku selalu mendampingi kedinginan malam,
aku menelusuri kegelapannya bersama hatiku,
aku sandarkan kisah cintaku di bahu malam,
aku lepaskan lelah penantianku dengan menghirup angin malam,
aku dan malam bagai satu sahabat,
disepertiga malam ku gantungkan permintaan dan harapan,
melalui doa-doa kudusku,
melalui ruku'ku,
malam menjadi saksi kesibukanku,
saat mataku mulai mengengsot,
malam menumpahkan aku sisa cahayanya,
membiarkan aku tidur lena,
dan kemudiannya perlahan-lahan meninggalkanku,
biar saat mataku terbuka nanti malam tiada lagi,
ku yakin akan bertemu lagi,
saat fajar senja melambai,
di situlah malam akan bertandang,
dan aku seperti biasa akan berkongsi lagi kisah cintaku,
kisah cinta yang penuh bewarna,
kisah cinta yang masih bernyawa,
atau kisah cinta yang telah berusia...

aku menemui...


aku menemui tersembunyinya air mata di dalam cinta,
mungkin untuk kesedihan,
mungkin juga untuk bahagia,
aku menemui kesepian dalam cinta,
mungkin kerana meninggalkan,
mungkin juga ditinggalkan,
aku menemui keegoaan dalam cinta,
mungkin kerana memiliki,
mungkin juga dimiliki,
aku menemui pembohongan dalam cinta,
mungkin kerana tidak ingin menyakiti,
ataupun takut disakiti,
aku menemui kejenuhan dalam cinta,
mungkin kerana tidak memahami,
ataupun takut untuk difahami,
aku menemui ketakutan dalam cinta,
ketakutan untuk mencintai
ataupun ketakutan untuk dicintai...

Janji ku...


saat angin merayu malam,
rinduku mulai menyapa,
saat bulan mencumbui mesra bintang,
ku terasa ingin terbang,
ketika ombak berlari mengejar pantai,
ku menari di gigi pasir,
biarpun jejak langkah berseorangan,
bagiku hidup ini kan tetap bewarna,
biru laut itu mendingin resah hatiku,
jingga senja itu melempar gundah jiwaku,
hitam malam ini meyimpul rindu nuraniku,
putih pasir halus melakar canda tawaku,
hidup ini terlalu indah untuk ditangisi,
harus ia dihargai,
justeru,
aku berjanji...
tidak akan menangis lagi...

Hujan temani aku...


hujan masih belum tiba di malam ini,
bukankah khabarnya begitu?
masih belum jua singgah,
hingga hatiku kering,
lenaku nanti tersisa letih,
hujan,
turunlah...
ku tiada teman di sini meratap sedih,
ku hangat di sini menanti kekasih,
dia masih belum pulang,
bicaranya pula hanya diam,
hujan,
turunlah...
temani aku yang sunyi,
nyanyikan aku titis sepi,
moga malam ini akan melentur waktu,
membawa pagi siang yang indah untukku...

Kehidupanku...


kehidupanku,
ku ingin sekali melukiskanmu sepasang sayap,
agar bisa terbang menjangkaui segala batas ruang,
melihat dunia dari sisi yang luas,
agar hatiku nanti melihat seluas lautan,
menjadi inspirasi setiap gerakan,
agar kehidupanku akan bebas berlari,
dari belenggu ruang dan waktu yang penuh sepi...

semoga nanti kehidupan akan membawaku terbang dari dunia yang penuh mimpi,
dari rasa takut keseorangan,
dalam langit yang tinggi,
menuju ke dalam jelang matahari dan rona bulan...
dan bersatu menerangi bumi...
agar segalanya tidak lagi merasa sunyi,
seperti kehidupanku kini...

Jiwa sepi...


seperti mimpi dalam hening malam,
seperti doa yang tersusun rapi dalam ucap-ucap bibir,
demikianlah lagu yang ku dendangkan...
seperti jasad tanpa roh beriringan,
seperti kiasan rindu yang terpatri dalam senyum mati,
demikianlah puisi ini ku baitkan...

sunyi dan sepi dari pandangan,
kerdilku menjauh dari pendengaran,
ruang ini terisi hampa,
hanya bisa difahami jiwa-jiwa usang,
makna jauh dari suasana terang...

wahai seseorang,
mana sepenggal lagu cinta kita?
mana sepotong larik sajak ceria?
bawakanku...
agar aku tak lagi meringkuk di sini,
bagai bunga yang telah mati...

Bersama langkahku


Bersama langkah ku,
ku biarkan cinta itu tumbuh...
Bersama langkah ku,
ku biarkan cinta itu membahagiakanku...
Bersama langkah ku,
ku biarkan cinta itu menyakitiku...
Bersama langkah ku,
ku ikhlas cinta itu pergi...
Bersama langkah ku,
ku kan tak pernah menyakiti cinta ku.

Harapan...


saat merinduimu...sunyi..
tiada kata-kata,
ku teriakkan seluruh rimba jiwa mendengar,
tiada peduli,
tahukah engkau,
tatkala aku cuba mencintaimu,
ku pungut serpihan hati ini yang hampir mati,
ku cantumkan kerana ku yakin kau insan paling beerti,
dari jiwa yang hancur,
ku binakan kembali tugu harapan di hadapanku agar kau bisa mengerti,
namun, bila ku teguh berdiri, kau lari bersembunyi...
sayang, adakah kau sedari aku ada di sini?

Redha


Ketika malam telah menjengah tiba,
aku selalu bertanya,
cintaku ini nanti milik siapa?
berkali ia melalui derita,
jatuh, bangun dan berduka lara,
hidup itu tanpa cinta apalah ertinya?
namun, akan adakah cinta untukku...

ketika malam berdetik sunyi,
ku bertanya pada diri,
mengapa hidup ini harus disertai cinta?
mengapa....mengapa....
namun, sebagai insan biasa ku hanya bisa menjalani apa adanya....

racun cintamu


kau menang,
tatkala melontar kata dusta berbaur harapan,
hingga aku menjulang nista yang tergores dari bibirmu...

kau menang,
saat menjaja manis janji hidup bersama,
hingga aku tak habis menanti cerita yang tiada hujungnya...

aku telah tersorok dalam dunia cinta,
jauh terbelenggu dalam maya yang kau cipta,
iya.....

aku kalah,
mendengar ketawamu,
nyanyianmu,
apatah lagi sentuhan dan belaianmu,
hingga aku menjadi manusia bodoh,
dicuri minda dan dibutakan mata,
kerana....hatiku telah terkena racun cintamu..

Tidak muncul lagi...


Lihatlah,
ku telah sembunyikan rasa sedih ini,
pada raut senyum matiku,
tidakkah kau rasai itu?
jangan lagi menyentuh hatiku,
menegur luluh jiwaku,
hingga berdenyut gementar nadiku,
biar tubuhku milik siapa jua,
cintaku tiada empunya,
setelah kau tusukkan paku di nisan hatiku,
matahariku,
langitku,
lautku,
tidak muncul lagi...

ratapan...


ku akui aku gelisah tanpamu,
aku jua sepi saat menjalani hidup ini tanpa adamu,
melangkah tanpa hadirmu,
berjalan tanpa kau di sampingku,
kau mungkin tidak merasakan itu,
mungkin sedang ceria gembira,
menikmati canda ketawa,
tentu sekali...

rasakanlah segalanya selagi ada,
bahagia dan derita pasti berselang tiba,
ku percaya kan ada nanti,
suatu saat kau pasti kan mengerti,
hiba jiwa saat memuja,
merindu,
dan mencintai namun akhirnya dikhianati....

sirna palsu


terenggut jantungku,
bila benci mulai tumbuh dari teguhnya cinta,
bila sangsi berputik dari sebuah percaya,
aku mulai bangun dari karam,
berapa lamanya aku tenggelam dalam penipuan dan janji-janji hitam,
membina masa depan,
menyalakan sumbu kebahagiaan,
kononnya...

kau jebakkan aku dalam luka,
setelah lamanya aku belajar untuk merangkak dan berdiri semula,
kau patahkan sebuah rasa,
setelah lamanya aku memulihkan jiwa membina cinta...
jangan....jangan kau tarik aku melihat jalan itu,
jalan dosa yang kau suluhkan untuk aku,
hingga aku tertawan dan terbenam dalam nafsumu,
lepaskan ku...aku ingin berlari menuju ke duniaku,
yang telah ku tinggalkan demi mengejar cintamu yang bersirna palsu...

berlalulah waktu...



air mataku menitis lagi,
mengenang cerita cinta misteri,
yang singgah kemudian pergi,
biar segumpal hati ini berdarah suci,
ku serahkan jua cinta bersama harapan yang tinggi...


ku renung tingginya langit,
luas cakerawala tanpa batas,
namun terasa sempitnya ruang ku melangkah,
terkurung oleh satu tembok yang telah menghimpitku,
degup jantungku memberontak sesak,
waktu...segeralah berlalu,
cepatlah tahun berganti lalu,
berpusing,
sudahkan cerita ini di sini,
biar titik akhirnya tergantung tanpa penghujung...

Karam



apakah salahnya gelombang,
jika tiba-tiba kita goyah dan karam di lautan?
bukan angkara taufan atau jua hujan,
hanya mungkin kerana kemudi yang tidak berhaluan,
bisakah kita untuk kembali berenang,
mengharung gelora yang sentiasa memukul,
atau mungkin jua kita kan terus tenggelam,
jatuh ke dasar laut,
yang akhirnya kaku dan beku..

di sini takkan bisaku melihat lagi,
nikmat pelangi mewarnai nurani,
hanya terliur menjamah matahari,
kerana jauhku terpuruk di dasar lautan biru,
setelah karam membawa cinta sejati,
setelah tenggelam di bawa arus dusta,
kini telah ketawa melihat aku terdakap dalam lara….

telah terkoyak hatiku menerima luka,
remuk tubuhku kini berkabung dalam sedih dan pedih…
keranaku hanya seorang manusia,
yang harus menerima apa jua ada dan tiada….
takdir dan ketentuan-Nya…

Dan kita pun bertemu...




musim hujan yang terlambat,
saat awan berkumpul gelap,
berlari kita mencari perteduhan,
saat hari mulai kelam,
kita berjalan di titian,
meniti satu persatu sisa harapan,
kemudian kita berlari setengah jalan...

waktu telah memacu kita,
memperlihatkan percikan jingga di langit,
menjernihkan rintik-rintik hujan yang gugur,
hati ini telah berharap,
masih akan tetap berharap,
hingga tiada lagi suara untuk berteriak,
bahawa kita akan melintasi dan mendiami,
satu rasa yang lebih dari hanya bahagia...

saatku belajar mengenalmu,
sebenarnya membawaku mengenali diriku,
yang dahulu pernah terjatuh, lumpuh dan buta,
oleh kenangan yang terbiasa....

Angan-angan dari Syurga



Kan telah tiada,
detik indah memugar cerita harmoni,
di bawah bintang-bintang,
di tika malam datang dan menyusun mimpi,
deru angin membawa derita sekali lagi...


jauh melangkah tidak memberi erti,
teguh dan kukuh rasa hanya buruan ilusi,
bergerak dan menyusup pergi,
hingga kelam mengorak arah sendiri,
dan kini tersungkur di jalan yang mati...


cinta,
hanyalah untuk sang arjuna dan ratna,
hanyalah untuk adam dan juga hawa,
untukku hanya sebuah angan-angan dari syurga....

Senyum Terakhir Hadiah Razainal


Jumaat lalu Razainal senyum,
ku tepuk belakang badannya perlahan,
bertanya di mana buku,
Razainal senyum tanpa jawapan...


Ku bertanya lagi pada Razainal,
mengapa belum bisa memiliki buku,
Razainal menjawab sambil ketawa,
mengenyit mata tiada wang katanya..


Ku katakan pada Razainal,
belilah buku untuk menimba ilmu,
pasti wang bisa dapat dari ibu,
gantinya nanti bila sudah berjaya,
apabila sudah bekerja selesa...


Razainal menjawab dia hanya punya ibu,
tiada ayah, dia bekerja selalu,
ku berikan kertas putih dan kosong,
kataku salinkan nota, tampal bila ada buku baru...


Sebelum keluar, Razainal datang padaku,
mengucapkan terima kasih dan mohon berlalu,
mengukir senyuman bertalu-talu,
seakan punya maksud tertentu,
bisiknya padaku 'cikgu, belikan saya buku'...


Pagi Isnin mulai mendatang, ku terima khabar malang,
Razainal telah pulang ke sisi Tuhan Maha Penyayang,
Senyuman Razainal di Pagi Jumaat lalu adalah senyum terakhir,
tulus dan mulus mengalun tenang...


Razainal, pelajar ku tersayang,
tiada yang berbeda semuanya ku sayang,
Doaku semoga roh Razainal tenang,
Biar ini sebuah pemergian yang tidak diundang,
takdir Tuhan takkan bisa dihalang...


Petang isnin ku menemui ibu Razainal,
ku tenangkan hatinya yang bergelombang kencang,
perginya anak sulung tersayang,
tempat ayah diganti mencari rezeki,
untuk adik-adik yang disayangi,
kasihan remaja ini....
hatiku tersentuh hiba mengalir air mata...


Razainal,
cikgu sayang kamu....


Puisi ini ku tujukan untuk Razainal, pelajarku dari kelas 4 Putra, SMK Taman Selayang yang telah pulang ke Rahmatullah pada 16 Februari 2009. Al-Fatihah.

Harapan


Ku cuba merancang yang terbaik dalam hidupku,menyusun tiap langkah yang telah berselerakan,
Menciptakan kembali masa yang telah terhenti.

Ku harapkan mimpi di hening malam nanti,
Di alun doa-doa yang tersusun rapi,
Mengalun dari bibirku yang dahulu pernah sepi…

Dan semoga nanti ku terjaga,
Ku menatap awan lembut dan embun segar,
Menghilangkan ingatanku pada kepenatan dan putus asa…

Rasa ku



Awan lembut,
Yang melihat senyumku,
Daun gugur,
Yang melihat langkahku,
Angin berhembus,
Yang mendengar degup jantungku,

Benar, ku akui…
Aku merindukan lamunannya,
Aku merindui tawanya,
Aku mencintainya, melebihi apa pun,
Melebihi mentari , bulan dan bintang,
Melebihi hujan, kabus dan embun,
Tapi takkan melebihi cintaku pada Allah s.w.t

Tuhan


Tuhan,
Ajarilah aku untuk mengerti apa yang telah terjadi,
Agar ku bisa memahami tuntutan ujian dan takdir ini,
Di saat semua bagai datang dan pergi, ada dan hilang….

Tuhan,
Bimbing aku sentiasa sedar akan semua yang tercipta,
Agar nanti ku tidak akan terus hanyut dan alpa,
Untuk terus bersyukur dan menghargai pada semua yang telah ada,
Pada semua yang akhirnya akan tiada…

Tuhan,
Pimpinlah aku untuk menghadapi segala duka dan rasa kecewa,
Jadikan aku insan matang dan lebih dewasa,
Untuk menerima apapun ujianmu, takdirmu dan dugaanmu,
Agar aku akan sentiasa belajar memahami perjalanan seorang manusia…

Tuhan,
Ku redha menjalani segala duka,
Ku sedia mempelajari makna derita,
Kerana akhirnya ku pasti akan menemui bahagia dan gembira,
Mungkin tidak di dunia, mungkin di sana…
Kau jua yang Maha mengetahui Tuhan...

Tentang dia


Malam adalah sahabatku,
Sunyi ini adalah temanku,
Ku diam tanpa kata,
Hanya memaut senyuman di bibir,
Angin malam lihat mata ini,
Ada bayang-bayang seorang insan.

Biarlah hanya malam yang tahu
Tentang bayang-bayang itu,
Yang kerap datang menganggu lenaku,
Berdesah mengungkap rindu…

Asyik


Makhluk indah ciptaan Tuhan,
Menyusun kisah dalam mimpi,
Menusuk jantung mengetuk sanubari,
Lantas membuat ku tersenyum.

Pada hari yang ku lalui,
Dia telah membuatku lupa pada luka,
Meninggalkan perih dan jerih,
Mengeringkan darah derita.

Di waktu malam aku menemuinya,
Di bawah bintang yang menari dan berlari,
Memperhati dan menjadi saksi,
Bahawa aku mencintainya,
Bagai sang pari-pari menabur cerita fantasi,
Begitu aku asyik dengan rasa ini….

Tiada.



Tika penat lelah memercik,
membias dan memekung cerita silam,
saat itu ku cuba untuk berehat,
tanpa menoleh sesaat untukmu,
tanpa memberi ruang untukmu...

Tika hati luka menjadi parut,
membalut kenangan terbuang jauh,
saat itu ku cuba untuk berehat,
tanpa mengenang sesaat bersamamu,
tanpa memberi perhatian pada cerita itu...

kan ku tempuh dunia baru...
dunia tanpa ada namamu..

Puisi ini untuk dia..


ku alunkan puisi ini untuk dia,
angin yang menyejukkan,
membuai dan menyenangkan,
membawa pergi duka dan derita,
dia adalah angin..

ku alunkan puisi ini untuk dia,
bintang yang berkedipan,
berselerakan di langit,
mengerdipkan ceria di hati,
menaburkan cerita beerti,
dia adalah bintang....

ku alunkan puisi ini untuk dia,
bulan yang memancarkan cahaya,
menerangkan kelam malam,
menyejukkan bahang siang,
menghilangkan duka semalam,
dia adalah bulan..

ku alunkan puisi ini untuk dia,
dia adalah segala-galanya,
angin, bintang,dan bulan,
siapakah dia?

Dan Jiwaku Berbisik...


Senyuman dia,
datang dan memberi khayalan,
tanpa tenang aku mengenang,
menutup mata dan memejam,
tersenyum aku...


dan ketika itu,
jiwaku telah berbisik...
katanya berikan dia ruang dan peluang,
untuk bernafas..

ku biarkan jiwaku berbisik,
kerana ku ingin terus berkhayal,
akan senyuman dia,

yang penuh makna dan cerita...

Lama ku tinggalkan....


Lama ku tinggalkan,
Hati yang keresahan,
membungkam dalam kesamaran,
tanpa cahaya,
bertapak tanpa arah,
mahupun kerdipan...


Lama ku tinggalkan,
Jiwa yang kekosongan,
tersesat pada jalan yang suram,
lama mendiam,
melupakan semua kisah,
untuk kembali bertenang...

Kini,
ku telah kembali,
tanpa ada jurang kenangan,
tanpa ada sisa impian,
kerana ku ingin tinggalkan,
jauh....tanpa ingatan.

Blogger Template by Blogcrowds