Kenangan


Setiap yang diimpikan takkan semestinya indah,
Kesunyian sentiasa mengajarku berdikari,
Tangisan adalah kasih sayang,
Namun hanya satu yang akan diingati selamanya….

KENANGAN…

Diam


Kini kau memilih jalan yang berbeda,
Mendiamkan diri melewati detik yang panjang,
Melampaui segala rasa bersendirian,
Membekukan jiwa dan hati untukku.
Terluluh perasaan ini tanpamu,
merindukanmu tanpa pernah kau tahu,
menyintaimu tidak pernah terhitung olehku,
sebanyak gerimis yang turun di langit mungkin?
Sebanyak bintang yang bertebaran di angkasa mungkin?
Setiap kali jantungku berdegup,
Sebanyak itulah rinduku padamu disambut sepi.

Insan Kesunyian


Saat langit mulai tenggelam,
Aku mendongak memandang bintang,
Melihat satu bayang tentang ketenangan,
Sebuah impian yang hanya mampu diangankan.

Laluan hidup ini tiada mengenal batas waktu,
Kan pergi biar tika kita memerlukan,
Tidak pula mengenal batas logika,
Kan hilang biar saat kita menginginkan.

Itulah sebuah kehidupan,
Untuk aku insan kesunyian.

Awan Indah


Awan indah yang terbentuk di langit sana,
Membentuk hati mewarnai segenap dunia,
Di dalamnya terpekung air jernih yang segar,
Menyimbah basah bumi ini…

Awan indah yang terbentuk di langit sana,
Berarak ke serata angkasa,
Terkadang mendung berwarna kelabu,
Menyimbah kelam bumi ini…

Awan indah yang terbentuk di langit sana,
Menyimpan beban tersendiri,
Entah ke mana tujuan hendak di bawa,
Mengalirkan beban yang sarat tersimpan…

Kisah kelmarin



Ku miliki sebuah cinta yang tidak menjadi nyata,
Dan secebis rindu yang hanya aku bisa mengerti,
Pemergianmu takkan ku tangisi lagi,
Tak mungkin kan ku cari bayangmu lagi.

Biar aku bermimpi tentang detik yang lalu,
Meneguk manis cerita dahulu,
Hingga nanti aku sampai dalam putaran waktu,
Memberikan kenyataan dari fantasiku.

Aku takkan mahu sedar,
Biar aku melewati kisah kelmarin,
Mengingati indah matamu yang bundar,
Dan sekeping hati yang kian menjauh dan pudar.

Tiada cinta sama kali kedua



Aku pernah mengenalmu, begitu jua kau pernah mengenalku,
Kau pernah melangkah seiring bersamaku, begitu aku meniti langkah di sisimu,
Kita pernah menatap senyuman dan tangisan bersama,
Kita pernah bercerita dan tertawa bersama.
Namun, kini segalanya sudah berubah,
Sudah ada jalanmu dan jalanku,
Sudah ada waktuku dan waktumu,
Sudah ada ceritaku dan ceritamu.
Hanya kenangan menjadi titik jambatan untuk kita,
Kenangan yang menjadi saksi saat yang paling berharga,
Namun, kenangan itu kan terus tinggal kenangan,
Kerana kita takkan pernah cuba untuk seiring lagi.
Kenangan itu tidak akan kita kenangi lagi,
Kerana cinta yang sama takkan datang dua kali.

Cinta di pengakhiran senja


Cinta itu tiba di pengakhiran senja,
Datang dan berarak pergi dengan cepat,
Kemudian tertutup dengan gelap malam,
Baru sebentar jua ku tenggelam dalam rona indah itu.

Cinta itu tiba di pengakhiran senja,
Baru saja ku ingin merakam bahagia,
Kemudian melabuh pula malam yang pekat,
Hingga teraba-raba aku mencari cahaya terang.

Mengapa cinta itu hadir di pengakhiran senja,
Mengapa tidak di kala dinihari yang basah ditumpahkan embun?
Mengapa tidak di tengahari yang panas di sinarkan mentari?
Mengapa tidak di tengah malam di pancarkan cahaya redup sang rembulan?

Sayangnya cinta itu hadir di pengakhiran senja,
Walau indah namun jua seketika.

Aku dan cintamu



Kau mungkin sudah menemui cinta yang baru,
Namun ku di sini masih mengangankan mu,
Ku masih tersedu dan merayu dalam sunyi,
Dengan harapan dan jutaan mimpi-mimpi…

Kau mungkin sudah melangkah jauh,
Meninggalkan cerita kita menjadi kenangan,
Ku masih lagi cuba untuk menemani,
Menatap hadirmu yang menjauh dari sini…

Ternyata aku hanya cuba mengejar mentari,
Yang takkan bisa ku miliki,
Ku hanya bisa menangkap titisan cahaya bulan,
Yang sudah redup dan menyuram.

Biarkan aku menatap rasa,
Hingga aku menemui cintamu dalam sukma,
Biar aku mengejar bayang,
Hingga nanti aku temui cintamu yang kembali terang…

Untuk dia yang masih ku ingati



Untuk dia yang masih ku ingati,
Entah berapa kali aku menyebut benci,
namun rindu tetap jua menyapa,
dalam ruang jiwa dan nafas ini.

Cinta itu bagiku rasa yang sederhana,
Ia datang hanya untuk sementara,
Esok lusa kan pasti pergi,
Yang tinggal hanya sisa mimpi.

Ku ingin segala ini berakhir,
Namun mengapa penghujungnya masih kabur?
Ku cuba menolak rasa pilu,
Yang terus mendampingi sepi dan kosongku.

Untuk dia yang masih ku ingati,
Andai esok kan tiada lagi,
Pintaku, biarkan cahaya suram itu terus menemani aku….

Tak bisa aku



Tak bisa aku menterjemah seisi hatimu,
Tak bisa jua aku meneka seluruh pelusuk jiwamu,
Benarkah itu caramu menunjukkan rasa kasih untukku?
Benarkah itu cinta yang pernah kau ajarkan padaku?

Tak bisa aku menelurusi luasnya pemikiranmu,
Tak bisa aku menerjah saratnya emosi lakumu,
Kian ia menghimpit hari-hariku,
Semakin ia menjadi teman dalam sepiku…

Simpan kan semua janji-janji tentang kebahagiaan,
Benamkan semua mimpi tentang masa depan,
Aku akan terus menghilang,
Dalam sebuah perasaan yang tak mampu terbahasakan….

Takdir untuk kita



bila saat kau ingin pergi dariku,
ku merelakan demi kebahagiaanmu,
ku lembutkan hati bahawa ini takdir untukku,
akan ku pastikan jalan ini yang terbaik untuk kita.

Ku relakan nanti malamku keseorangan,
Ku tempuhi redup bulan bersendirian,
Biar nanti aku kerinduan atau kesejukan,
Takkan ku cuba menjejak bayangmu lagi.

Andai aku nanti melambaikan tanganku,
Jangan kau berpaling dan memandangku,
Andai aku nanti berteriak memanggilmu,
Jangan kau cuba menyahut panggilanku…

Biarkan ku di sini berdikari dan bersendiri,
Cuba untukku menjalani hidup tanpamu.

Tentang perasaan



Ku tuliskan sebuah syair biarpun ku bukan penyair,
Ku karangi sebuah kisah tentang perasaan kasih yang mengalir,
Sejuknya mendamaikan pinggiran rimba,
Jernihnya bagaikan titisan air mata,
Derasnya mengalun di celahan batu …

Ku tuliskan sebuah sajak biarpun ku bukan penyajak,
Ku bicara sebuah citra tentang perasaan sayang yang bersemi,
Bagaikan angin yang merayu pada malam,
Seakan bintang yang merenung sinar bulan,
Ketika ombak membelai di kaki pantai….

Ku sandarkan diri ini pada sebuah cinta,
Pada kata bahagia yang ingin ku miliki,
Pada kedinginan redup mata yang ku rindui,
dan pada hati dia yang belum bisa ku takluki.

Aku



Air sungai mengalir dalam kelesuan,
burung berterbangan tanpa nyanyian mengasyikkan,
angin menghembus dalam nada kelayuan,
hujan turun renyai dalam kesyahduan,
pohon melambai bagai alun kesuraman,
bunga-bunga tunduk kesedihan,
seluruh alam jua mengerti....

Ambillah seluruh rasa kebahagiaan ini,
ragutlah segala cinta di hati,
pudarkan seluruh rindu,
dan ingatan pada memori...

Aku bukan burung yang bisa terbang tinggi,
Aku bukan bulan yang menyuluh dalam hati,
Aku bukan bunga yang mekar sebagai penyeri,
Aku bukan cinta yang akan menyerah seluruh hati dan diri...

rindu...



mencoret kisah kasih di perdu malam,
menjurai rindu yang masih terbentang,
memadam ruang cinta antara kita,
takkan semudah mengalun lagu asmara,
semalam yang telah pergi,
takkan terganti hanya dengan kenangan,
yang masih tertinggal bersamaku,
hanya puisi syahdu alunan bayangmu,
kini hanya doa dan rindu masih disisiku.

di sini...



di sini...
bersama kita menyanyi,
memetik gitar mengalun puisi,
berimaginasi tentang rasa diri,
beremosi dalam ruang ilusi,

di sini...
bukan puitis menjadi apresiasi,
bukan madah pujangga jadi aspirasi,
hanya hati yang bisa terbitkan gerak geri,
pesona pena yang menari,
ditemani citra sebuah diari.

kosong dan sepi..



ku berbicara pada kosong angin yang menyanyi,

ku menatap sepi bulan yang menari,
lembut membelai tubuhku,
kelam menusuk jiwaku...

dari jendela ini,
ku melihat malam...
betapa kosong dan sepi
seperti jua hatiku yang turut sunyi..

kosong dan sepi ini mengajarku
menemui apa yang tidak pernah aku temui,
menyayangi apa yang tidak pernah aku sayangi,
mencintai apa yang tidak pernah aku cintai,
dan merindui apa yang tidak pernah aku rindui...

sesungguhnya kosong dan sepi itu indah,
hanya hati yang sunyi seperti aku bisa menghargai..

Blogger Template by Blogcrowds