Bersama langkahku


Bersama langkah ku,
ku biarkan cinta itu tumbuh...
Bersama langkah ku,
ku biarkan cinta itu membahagiakanku...
Bersama langkah ku,
ku biarkan cinta itu menyakitiku...
Bersama langkah ku,
ku ikhlas cinta itu pergi...
Bersama langkah ku,
ku kan tak pernah menyakiti cinta ku.

Harapan...


saat merinduimu...sunyi..
tiada kata-kata,
ku teriakkan seluruh rimba jiwa mendengar,
tiada peduli,
tahukah engkau,
tatkala aku cuba mencintaimu,
ku pungut serpihan hati ini yang hampir mati,
ku cantumkan kerana ku yakin kau insan paling beerti,
dari jiwa yang hancur,
ku binakan kembali tugu harapan di hadapanku agar kau bisa mengerti,
namun, bila ku teguh berdiri, kau lari bersembunyi...
sayang, adakah kau sedari aku ada di sini?

Redha


Ketika malam telah menjengah tiba,
aku selalu bertanya,
cintaku ini nanti milik siapa?
berkali ia melalui derita,
jatuh, bangun dan berduka lara,
hidup itu tanpa cinta apalah ertinya?
namun, akan adakah cinta untukku...

ketika malam berdetik sunyi,
ku bertanya pada diri,
mengapa hidup ini harus disertai cinta?
mengapa....mengapa....
namun, sebagai insan biasa ku hanya bisa menjalani apa adanya....

racun cintamu


kau menang,
tatkala melontar kata dusta berbaur harapan,
hingga aku menjulang nista yang tergores dari bibirmu...

kau menang,
saat menjaja manis janji hidup bersama,
hingga aku tak habis menanti cerita yang tiada hujungnya...

aku telah tersorok dalam dunia cinta,
jauh terbelenggu dalam maya yang kau cipta,
iya.....

aku kalah,
mendengar ketawamu,
nyanyianmu,
apatah lagi sentuhan dan belaianmu,
hingga aku menjadi manusia bodoh,
dicuri minda dan dibutakan mata,
kerana....hatiku telah terkena racun cintamu..

Tidak muncul lagi...


Lihatlah,
ku telah sembunyikan rasa sedih ini,
pada raut senyum matiku,
tidakkah kau rasai itu?
jangan lagi menyentuh hatiku,
menegur luluh jiwaku,
hingga berdenyut gementar nadiku,
biar tubuhku milik siapa jua,
cintaku tiada empunya,
setelah kau tusukkan paku di nisan hatiku,
matahariku,
langitku,
lautku,
tidak muncul lagi...

ratapan...


ku akui aku gelisah tanpamu,
aku jua sepi saat menjalani hidup ini tanpa adamu,
melangkah tanpa hadirmu,
berjalan tanpa kau di sampingku,
kau mungkin tidak merasakan itu,
mungkin sedang ceria gembira,
menikmati canda ketawa,
tentu sekali...

rasakanlah segalanya selagi ada,
bahagia dan derita pasti berselang tiba,
ku percaya kan ada nanti,
suatu saat kau pasti kan mengerti,
hiba jiwa saat memuja,
merindu,
dan mencintai namun akhirnya dikhianati....

sirna palsu


terenggut jantungku,
bila benci mulai tumbuh dari teguhnya cinta,
bila sangsi berputik dari sebuah percaya,
aku mulai bangun dari karam,
berapa lamanya aku tenggelam dalam penipuan dan janji-janji hitam,
membina masa depan,
menyalakan sumbu kebahagiaan,
kononnya...

kau jebakkan aku dalam luka,
setelah lamanya aku belajar untuk merangkak dan berdiri semula,
kau patahkan sebuah rasa,
setelah lamanya aku memulihkan jiwa membina cinta...
jangan....jangan kau tarik aku melihat jalan itu,
jalan dosa yang kau suluhkan untuk aku,
hingga aku tertawan dan terbenam dalam nafsumu,
lepaskan ku...aku ingin berlari menuju ke duniaku,
yang telah ku tinggalkan demi mengejar cintamu yang bersirna palsu...

berlalulah waktu...



air mataku menitis lagi,
mengenang cerita cinta misteri,
yang singgah kemudian pergi,
biar segumpal hati ini berdarah suci,
ku serahkan jua cinta bersama harapan yang tinggi...


ku renung tingginya langit,
luas cakerawala tanpa batas,
namun terasa sempitnya ruang ku melangkah,
terkurung oleh satu tembok yang telah menghimpitku,
degup jantungku memberontak sesak,
waktu...segeralah berlalu,
cepatlah tahun berganti lalu,
berpusing,
sudahkan cerita ini di sini,
biar titik akhirnya tergantung tanpa penghujung...

Blogger Template by Blogcrowds