Karam



apakah salahnya gelombang,
jika tiba-tiba kita goyah dan karam di lautan?
bukan angkara taufan atau jua hujan,
hanya mungkin kerana kemudi yang tidak berhaluan,
bisakah kita untuk kembali berenang,
mengharung gelora yang sentiasa memukul,
atau mungkin jua kita kan terus tenggelam,
jatuh ke dasar laut,
yang akhirnya kaku dan beku..

di sini takkan bisaku melihat lagi,
nikmat pelangi mewarnai nurani,
hanya terliur menjamah matahari,
kerana jauhku terpuruk di dasar lautan biru,
setelah karam membawa cinta sejati,
setelah tenggelam di bawa arus dusta,
kini telah ketawa melihat aku terdakap dalam lara….

telah terkoyak hatiku menerima luka,
remuk tubuhku kini berkabung dalam sedih dan pedih…
keranaku hanya seorang manusia,
yang harus menerima apa jua ada dan tiada….
takdir dan ketentuan-Nya…

Dan kita pun bertemu...




musim hujan yang terlambat,
saat awan berkumpul gelap,
berlari kita mencari perteduhan,
saat hari mulai kelam,
kita berjalan di titian,
meniti satu persatu sisa harapan,
kemudian kita berlari setengah jalan...

waktu telah memacu kita,
memperlihatkan percikan jingga di langit,
menjernihkan rintik-rintik hujan yang gugur,
hati ini telah berharap,
masih akan tetap berharap,
hingga tiada lagi suara untuk berteriak,
bahawa kita akan melintasi dan mendiami,
satu rasa yang lebih dari hanya bahagia...

saatku belajar mengenalmu,
sebenarnya membawaku mengenali diriku,
yang dahulu pernah terjatuh, lumpuh dan buta,
oleh kenangan yang terbiasa....

Blogger Template by Blogcrowds