Senyum Terakhir Hadiah Razainal


Jumaat lalu Razainal senyum,
ku tepuk belakang badannya perlahan,
bertanya di mana buku,
Razainal senyum tanpa jawapan...


Ku bertanya lagi pada Razainal,
mengapa belum bisa memiliki buku,
Razainal menjawab sambil ketawa,
mengenyit mata tiada wang katanya..


Ku katakan pada Razainal,
belilah buku untuk menimba ilmu,
pasti wang bisa dapat dari ibu,
gantinya nanti bila sudah berjaya,
apabila sudah bekerja selesa...


Razainal menjawab dia hanya punya ibu,
tiada ayah, dia bekerja selalu,
ku berikan kertas putih dan kosong,
kataku salinkan nota, tampal bila ada buku baru...


Sebelum keluar, Razainal datang padaku,
mengucapkan terima kasih dan mohon berlalu,
mengukir senyuman bertalu-talu,
seakan punya maksud tertentu,
bisiknya padaku 'cikgu, belikan saya buku'...


Pagi Isnin mulai mendatang, ku terima khabar malang,
Razainal telah pulang ke sisi Tuhan Maha Penyayang,
Senyuman Razainal di Pagi Jumaat lalu adalah senyum terakhir,
tulus dan mulus mengalun tenang...


Razainal, pelajar ku tersayang,
tiada yang berbeda semuanya ku sayang,
Doaku semoga roh Razainal tenang,
Biar ini sebuah pemergian yang tidak diundang,
takdir Tuhan takkan bisa dihalang...


Petang isnin ku menemui ibu Razainal,
ku tenangkan hatinya yang bergelombang kencang,
perginya anak sulung tersayang,
tempat ayah diganti mencari rezeki,
untuk adik-adik yang disayangi,
kasihan remaja ini....
hatiku tersentuh hiba mengalir air mata...


Razainal,
cikgu sayang kamu....


Puisi ini ku tujukan untuk Razainal, pelajarku dari kelas 4 Putra, SMK Taman Selayang yang telah pulang ke Rahmatullah pada 16 Februari 2009. Al-Fatihah.

Blogger Template by Blogcrowds